Tokoh-Tokoh
Ahlussunnah Wal Jama'ah Dari Masa Ke Masa
20
Oktober 2017 M.
Sesungguhnya
keutamaan, kemuliaan dan keagungan para pengikut adalah menunjukan keagungan
orang yang diikutinya. Seluruh ulama terkemuka di kalangan Ahlussunnah adalah
pengikut al-Imâm Abu al-Hasan al-Asy’ari, atau pengikut al-Imâm
Abu Manshur al-Maturidi. Dengan demikian tidak disangsikan lagi bahwa kedua
Imam ini adalah sebagai penegak tonggak dasar dari berkibarnya bendera
Ahlssunnah, yang oleh karenanya kedua Imam ini memiliki keutamaan dan kemuliaan
yang sangat agung.
Sebagaimana
telah kita sebutkan di atas bahwa Ahlussunnah adalah mayoritas umat Islam. Ini
berarti dalam menuliskan tokoh-tokoh Ahlussunnah akan meliputi berbagai sosok
agung antar generasi ke generasi dan dari masa ke masa. Melakukan “sensus”
terhadap mereka tidak akan cukup dengan hanya menuliskannya dalam satu jilid
buku saja, bahkan dalam puluhan jilid sekalipun. Sebagaimana anda lihat
sekarang ini berapa banyak karya-karya para ulama terdahulu yang ditulis dalam
mengungkapkan biografi ulama Ahlussunnah, termasuk dalam hal ini penulisan
biografi yang ditulis menurut komunitas tertentu sesuai disiplin mereka
masing-masing, seperti komunitas kaum sufi, komunitas ahli hadists, para ahli
tafsir, atau lainnya. Dapat kita pastikan bahwa kebanyakan ulama-ulama yang
telah dituliskan biografinya tersebut adalah para pengikut al-Imâm
al-Asy’ari.
Di
antara karya komprehensif dalam menuliskan biografi ulama Ahlussunnah pengikut al-Imâm
Abu al-Hasan al-Asy’ari adalah kitab karya al-Imâm al-Hâfizh Abu
al-Qasim Ibn Asakir dengan judul Tabyîn Kadzib al-Muftarî Fîmâ Nusiba
Ilâ al-Imâm Abî al-Hasan al-Asy’ari. Kitab ini ditulis Ibn Asakir untuk
membela al-Imâm al-Asy’ari dari tuduhan-tuduhan dusta yang dialamatkan
kepadanya. Di dalamnya, selain biografi al-Imâm al-Asy’ari, disebutkan
pula beberapa tokoh Ahlussunnah yang benar-benar telah “pasang badan” dalam
mengibarkan madzhab al-Imâm Abu al-Hasan al-Asy’ari ini.
Karya
lainnya adalah tulisan al-Imâm Tajuddin as-Subki; putra dari Qâdlî
al-Qudlât al-Imâm al-Mujtahid Taqiyuddin as-Subki yang berjudul Thabaqât
asy-Syâfi’iyyah al-Kubrâ. Kitab ini sangat besar, dalam belasan jilid,
berisi penyebutan biografi para ulama terkemuka di kalangan madzhab
asy-Syafi’i. Dipastikan bahwa mayorits ulama yang disebutkan dalam kitab ini
adalah para pengikut al-Imâm al-Asy’ari. Bahkan dalam bukunya ini al-Imâm
Tajuddin membuat pasal khusus dalam penyebutan tokoh-tokoh yang memiliki andil
besar dalam penyebaran akidah Ahlussunnah madzhab al-Imâm Abu al-Hasan
al-Asy’ari.
Berikut
ini kita sebutkan beberapa nama tokoh terkemuka yang memiliki andil besar dalam
penyebaran akidah Asy’ariyyah. Ulama kita di kalangan Ahlussunnah mengatakan
bahwa menyebut nama orang-orang saleh adalah sebab bagi turunnya segala rahmat
dan karunia Allah; Bi Dzikr ash-Shâlihîn Tatanazzal ar-Rahamât”.
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa al-Imâm Ahmad ibn Hanbal
berkata tentang salah seorang yang sangat saleh bernama Shafwan ibn Sulaim:
“Dia (Shafwan ibn Sulaim) adalah orang saleh yang bila disebut namanya maka
hujan akan turun”. Karenanya, semoga dengan penyebutan orang-orang saleh
berikut ini, kita mendapatkan karunia dan rahmat dari Allah. Amin.
A. Angkatan Pertama
Angkatan
yang semasa dengan al-Imâm Abu al-Hasan sendiri, yaitu mereka yang
belajar kepadanya dan mengambil pendapat-pendapatnya, di antaranya:
1.
Abu al-Hasan al-Bahili,
2. Abu
Sahl ash-Shu’luki (w 369 H),
3. Abu
Ishaq al-Isfirayini (w 418 H),
4. Abu
Bakar al-Qaffal asy-Syasyi (w 365 H),
5. Abu
Zaid al-Marwazi (w 371 H),
6. Abu
Abdillah ibn Khafif asy-Syirazi; seorang sufi terkemuka (w 371 H),
7. Zahir
ibn Ahmad as-Sarakhsi (w 389 H),
8. Abu
Bakr al-Jurjani al-Isma’ili (w 371 H),
9.
Abu Bakar al-Audani (w 385 H),
10. Abu
al-Hasan Abd al-Aziz ibn Muhammad yang dikenal dengan sebutan ad-Dumal,
11. Abu
Ja’far as-Sulami an-Naqqasy (w 379 H),
12. Abu
Abdillah al-Ashbahani (w 381 H),
13. Abu
Muhammad al-Qurasyi az-Zuhri (w 382 H),
14. Abu
Manshur ibn Hamsyad (w 388 H),
15. Abu
al-Husain ibn Sam’un salah seorang sufi ternama (w 387 H),
16. Abu
Abd ar-Rahman asy-Syuruthi al-Jurjani (w 389 H),
17. Abu
Abdillah Muhammad ibn Ahmad,
18.
Ibn Mujahid ath-Tha’i,
19. Bundar
ibn al-Husain ibn Muhammad al-Muhallab yang lebih dikenal Abu al-Husain
ash-Shufi (w 353 H), dan
20. Abu
al-Hasan Ali ibn Mahdi ath-Thabari.
B. Angkatan Ke Dua
Di
antara angkatan ke dua pasca generasi al-Imâm Abu al-Hasan al-Asy’ari
adalah:
1. Abu
Sa’ad ibn Abi Bakr al-Isma’ili al-Jurjani (w 396 H),
2. Abu
Nashr ibn Abu Bakr Ahmad ibn Ibrahim al-Isma’ili (w 405 H),
3. Abu
ath-Thayyib ibn Abi Sahl ash-Shu’luki,
4. Abu
al-Hasan ibn Dawud al-Muqri ad-Darani,
5. al-Qâdlî
Abu Bakar Muhammad al-Baqillani (w 403 H),
6. Abu
Bakar Ibn Furak (w 406 H),
7. Abu
Ali ad-Daqqaq; seorang sufi terkemuka (w 405 H),
8. Abu
Abdillah al-Hakim an-Naisaburi; penulis kitab al-Mustadrak ‘Alâ
ash-Shahîhain,
9.
Abu Sa’ad al-Kharqusyi,
10.
Abu Umar al-Basthami,
11.
Abu al-Qasim al-Bajali,
12.
Abu al-Hasan ibn Masyadzah,
13. Abu
Thalib al-Muhtadi,
14. Abu
Ma’mar ibn Sa’ad al-Isma’ili,
15.
Abu Hazim al-Abdawi al-A’raj,
16. Abu
Ali ibn Syadzan,
17. al-Hâfizh
Abu Nu’aim al-Ashbahani penulis kitab Hilyah al-Auliyâ’ Fî Thabaqât
al-Ashfiyâ’ (w 430 H),
18.
Abu Hamid ibn Dilluyah,
19. Abu
al-Hasan al-Balyan al-Maliki,
20. Abu
al-Fadl al-Mumsi al-Maliki,
21. Abu
al-Qasim Abdurrahman ibn Abd al-Mu’min al-Makki al-Maliki,
22.
Abu Bakar al-Abhari,
23.
Abu Muhammad ibn Abi Yazid,
24.
Abu Muhammad ibn at-Tabban,
25. Abu
Ishaq Ibrahim ibn Abdillah al-Qalanisi.
C. Angkatan Ke Tiga
Di
antaranya:
1. Abu
al-Hasan as-Sukari,
2. Abu
Manshur al-Ayyubi an-Naisaburi,
3. Abd
al-Wahhab al-Maliki,
4.
Abu al-Hasan an-Nu’aimi,
5.
Abu Thahir ibn Khurasyah,
6. Abu
Manshur Abd al-Qahir ibn Thahir al-Baghadadi (w 429 H) penulis kitab al-Farq
Bayn al-Firaq,
7.Abu
Dzarr al-Harawi,
8. Abu
Bakar ibn al-Jarmi,
9. Abu
Muhammad Abdulah ibn Yusuf al-Juwaini; ayah Imam al-Haramain (w 434 H),
10. Abu
al-Qasim ibn Abi Utsman al-Hamadzani al-Baghdadi,
11. Abu
Ja’far as-Simnani al-Hanafi,
12.
Abu Hatim al-Qazwini,
13.
Rasya’ ibn Nazhif al-Muqri,
14. Abu
Muhammad al-Ashbahani yang dikenal dengan sebutan Ibn al-Labban,
15.
Sulaim ar-Razi,
16.
Abu Abdillah al-Khabbazi,
17. Abu
al-Fadl ibn Amrus al-Maliki,
18. Abu
al-Qasim Abd al-Jabbar ibn Ali al-Isfirayini19. al-Hâfizh Abu Bakr Ahmad ibn al-Husain
al-Bayhaqi; penulis Sunan al-Bayhaqi (w 458 H), dan
19. Abu
Iran al-Fasi.
D. Angkatan Ke Empat
Di
antaranya:
1. al-Hâfizh
al-Khathib al-Baghdadi (w 463 H),
2.
Abu
al-Qasim Abd al-Karim ibn Hawazan al-Qusyairi penulis kitab ar-Risâlah
al-Qusyairiyyah (w 465 H),
3. Abu
Ali ibn Abi Huraisah al-Hamadzani,
4. Abu
al-Muzhaffar al-Isfirayini penulis kitab at-Tabshîr Fî ad-Dîn Wa Tamyîz
al-Firqah an-Nâjiyah Min al-Firaq al-Hâlikîn (w 471 H),
5. Abu
Ishaq asy-Syirazi; penulis kitab at-Tanbîh Fî al-Fiqh asy-Syâfi’i
(w 476 H),
6. Abu
al-Ma’ali Abd al-Malik ibn Abdullah al-Juwaini yang lebih dikenal dengan Imam
al-Haramain (w 478 H),
7. Abu
Sa’id al-Mutawalli (w 478 H),
8.
Nashr al-Maqdisi,
9.
Abu Abdillah ath-Thabari,
10.
Abu Ishaq at-Tunusi al-Maliki,
11. Abu
al-Wafa’ Ali ibn Aqil al-Hanbali (w 513 H) pimpinan ulama madzhab Hanbali di
masanya,
12. ad-Damighani
al-Hanafi, dan
13. Abu
Bakar an-Nashih al-Hanafi.
Selamat Hari Santri Nasional yang ke-2 tahun 2017
E. Angkatan Ke Lima
Di
antaranya:
1.
Abu al-Muzhaffar al-Khawwafi,
2.
Ilkiya,
3. Abu
Hamid Muhammad ibn Muhammad al-Ghazali (w 505 H),
4. Abu
al-Mu’ain Maimun ibn Muhammad an-Nasafi (w 508 H),
5.
asy-Syasyi,
6. Abd
ar-Rahim ibn Abd al-Karim yang dikenal dengan Abu Nashr al-Qusyairi (w 514 H),
7.
Abu Sa’id al-Mihani,
8.
Abu Abdillah ad-Dibaji,
9.
Abu al-Abbas ibn ar-Ruthabi,
10.
Abu Abdillah al-Furawi,
11. Abu
Sa’id ibn Abi Shalih al-Mu’adz-dzin,
12.
Abu al-Hasan as-Sulami,
13. Abu
Manshur ibn Masyadzah al-Ashbahani,
14. Abu
Hafsh Najmuddin Umar ibn Muhammad an-Nasafi (w 538 H) penulis kitab al-‘Aqîdah
an-Nasafiyyah,
15. Abu
al-Futuh al-Isfirayini,
16.
Nashrullah al-Mishshishi,
17.
Abu al-Walid al-Baji,
18. Abu
Umar Yusuf ibn Abd al-Barr al-Hâfizh,
19. Abu
al-Hasan al-Qabisi,
20.
al-Hâfizh
Abu al-Qasim ibn Asakir (w 571 H),
21. al-Hâfizh
Abu al-Hasan al-Muradi,
22. al-Hâfizh
Abu Sa’ad ibn as-Sam’ani,
23. al-Hâfizh
Abu Thahir as-Silafi,
24. al-Qâdlî
‘Iyadl ibn Muhammad al-Yahshubi (w 533 H),
25. Abu
al-Fath Muhammad ibn Abd al-Karim asy-Syahrastani (w 548 H) penulis kitab al-Milal
Wa an-Nihal,
26. as-Sayyid
Ahmad ar-Rifa’i (w 578 H) perintis tarekat ar-Rifa’iyyah,
27. as-Sulthân
Shalahuddin al-Ayyubi (w 589 H) yang telah memerdekakan Bait al-Maqdis dari
bala tentara Salib,
28. al-Hâfizh
Abd ar-Rahman ibn Ali yang lebih dikenal dengan sebutan Ibn al-Jawzi (w 597 H).
F. Angkatan Ke Enam
Di
antaranya:
1. Fakhruddin
ar-Razi al-Mufassir (w 606 H),
2.
Saifuddin al-Amidi (w 631 H),
3. Izuddin
ibn Abd as-Salam Sulthân al-‘Ulamâ’ (w 660 H),
4. Amr
ibn al-Hajib al-Maliki (w 646 H),
5. Jamaluddin
Mahmud ibn Ahmad al-Hashiri (w 636 H) pempinan ulama madzhab Hanafi di masanya,
6.
al-Khusrusyahi,
7. Taqiyuddin
ibn Daqiq al-Ied (w 702 H),
8. Ala’uddin
al-Baji,
9. al-Hâfizh
Taqiyyuddin Ali ibn Abd al-Kafi as-Subki (w 756 H),
10. Tajuddin
Abu Nashr Abd al-Wahhab ibn Ali ibn Abd al-Kafi as-Subki (w 771 H),
11.
Shadruddin ibn al-Murahhil,
12. Shadruddin
Sulaiman ibn Abd al-Hakam al-Maliki,
13. Syamsuddin
al-Hariri al-Khathib,
14.
Jamaluddin az-Zamlakani,
15. Badruddin
Muhammad ibn Ibrahim yang dikenal dengan sebutan Ibn Jama’ah (w 733 H),
16. Muhammad
ibn Ahmad al-Qurthubi penulis kitab Tafsir al-Jâmi’ Li Ahkâm al-Qur’ân
atau lebih dikenal dengan at-Tafsîr al-Qurthubi (w 671 H),
17. Syihabuddin
Ahmad ibn Yahya al-Kilabi al-Halabi yang dikenal dengan sebutan Ibn Jahbal (w
733 H),
18.
Syamsuddin as-Saruji al-Hanafi,
19. Syamsuddin
ibn al-Hariri al-Hanafi,
20. Adluddin
al-Iji asy-Syiraji,
21. al-Hâfizh
Yahya ibn asy-Syaraf an-Nawawi; penulis al-Minhâj Bi Syarh Shahîh Muslim ibn
al-Hajjâj (w 676 H),
22. al-Malik
an-Nâshir Muhammad ibn Qalawun (w 741 H),
23. al-Hâfizh
Ahmad ibn Yusuf yang dikenal dengan sebutan as-Samin al-Halabi (w 756 H),
24. al-Hâfizh
Shalahuddin Abu Sa’id al-Ala-i (w 761 H),
25. Abdullah
ibn As’ad al-Yafi’i seorang sufi terkemuka (w 768 H),
26. Mas’ud
ibn Umar at-Taftazani (w 791 H).
G. Angkatan Ke Tujuh
1.al-Hâfizh
Abu Zur’ah Ahmad ibn Abd ar-Rahim al-Iraqi (w 826 H),
2. Taqiyyuddin
Abu Bakr al-Hishni ibn Muhammad; penulis Kifâyah al-Akhyâr (w 829 H),
3. Amîr
al-Mu’minîn Fî al-Hadîts al-Hâfizh Ahmad ibn Hajar al-Asqalani;
penulis kitab Fath al-Bâri Syarh Shahîh al-Bukhâri (w 852 H),
4. Muhammad
ibn Muhammad al-Hanafi yang lebih dikenal dengan sebutan Ibn Amir al-Hajj (w
879 H),
5. Badruddin
Mahmud ibn Ahmad al-Aini; penulis ‘Umdah al-Qâri’ Bi Syarh Shahîh al-Bukhâri
(w 855 H),
6. Jalaluddin
Muhammad ibn Ahmad al-Mahalli (w 864 H),
7. Burhanuddin
Ibrahim ibn Umar al-Biqa’i; penulis kitab tafsir Nazhm ad-Durar (w 885
H),
8. Abu
Abdillah Muhammad ibn Yusuf as-Sanusi; penulis al-‘Aqîdah as-Sanûsiyyah (w
895 H).
H. Angkatan ke Delapan
1.
Al-Qâdlî Musthafa ibn Muhammad al-Kastulli al-Hanafi (w 901 H),
2. al-Hâfizh
Muhammad ibn Abd ar-Rahman as-Sakhawi (w 902 H),
3. al-Hâfizh
Jalaluddin Abd ar-Rahman ibn Abu Bakr as-Suyuthi (w 911 H),
4. Syihabuddin
Abu al-Abbas Ahmad ibn Muhammad al-Qasthallani; penulis Irsyâd as-Sâri Bi
Syarh Shahîh al-Bukhâri (w 923 H),
5. Zakariyya
al-Anshari (w 926 H),
6. al-Hâfizh
Muhammad ibn Ali yang lebih dikenal dengan sebutan al-Hâfizh Ibn Thulun
al-Hanafi (w 953 H).
I. Angkatan Ke Sembilan Dan Seterusnya
1. Abd
al-Wahhab asy-Sya’rani (w 973 H),
2. Syihabuddin
Ahmad ibn Muhammad yang dikenal dengan sebutan Ibn Hajar al-Haitami (w 974 H),
3.
Mulla Ali al-Qari (w 1014 H),
4. Burhanuddin
Ibrahim ibn Ibrahim ibn Hasan al-Laqqani; penulis Nazham Jawharah at-Tauhîd
(w 1041 H),
5. Ahmad
ibn Muhammad al-Maqarri at-Tilimsani; penulis Nazham Idlâ’ah ad-Dujunnah
(w 1041 H),
6. al-Muhaddits
Muhammad ibn Ali yang lebih dikenal dengan nama Ibn Allan ash-Shiddiqi (w 1057
H),
7. Kamaluddin
al-Bayyadli al-Hanafi (w 1098 H),
8. Muhammad
ibn Abd al-Baqi az-Zurqani (w 1122 H),
9. as-Sayyid
Abdullah ibn Alawi al-Haddad al-Hadlrami al-Husaini; penulis Râtib al-Haddâd
(1132 H),
10. Muhammad
ibn Abd al-Hadi as-Sindi; penulis kitab Syarh Sunan an-Nasâ-i (w 1138
H),
11. Abd
al-Ghani an-Nabulsi (w 1143 H),
12. Abu
al-Barakat Ahmad ibn Muhammad ad-Dardir; penulis al-Kharîdah al-Bahiyyah
(w 1201 H),
13. al-Hâfizh
as-Sayyid Muhammad Murtadla az-Zabidi (w 1205 H),
14. ad-Dusuqi;
penulis Hâsyiyah Umm al-Barâhîn (w 1230 H),
15. Muhammad
Amin ibn Umar yang lebih dikenal dengan sebutan Ibn Abidin al-Hanafi (w 1252
H).
Nama-nama
ulama terkemuka ini hanya mereka yang hidup sampai sekitar abad 12 hijriyyah,
dan itupun hanya sebagiannya saja. Bila hendak kita sebutkan satu persatu,
termasuk yang berada di bawah tingkatan mereka dalam keilmuannya, maka sangat
banyak sekali, tidak terhitung jumlahnya, siapa pula yang sanggup menghitung
jumlah bintang di langit, membilang butiran pasir di pantai? kita akan
membutuhkan lembaran kertas yang sangat panjang.
Pimpinan
kaum Asy'ariyyah di masa sekarang; al Muhaddits al Hafizh al Imam as Sulthan
asy Syaikh Abdullah ibn Muhammad ibn Yusuf al Harari asy Syaibiy al Abdari;
yang dikenal dengan al Habasyi (Rahimahullah Ta'la)
Sumber:
https://www.facebook.com/notes/aqidah-ahlussunnah-allah-ada-tanpa-tempat/tokoh-tokoh-ahlussunnah-wal-jamaah-dari-masa-ke-masa/568553366494910/
Cianjur, 20
Oktober 2017 M.
--------------------------------------
Kitab Kaukabul Lamma'ah fii tahqiqiil Musamma bi Ahlissunnah Wal Jama'ah (Terjemahan)
back to MY HOME